Prakiraan Forex dan Cryptocurrency untuk Tanggal 27 Februari - 3 Maret 2023
EUR/USD: Protokol FOMC Memperkuat Dolar
● Statistik ekonomi makro di AS dan zona euro terlihat beragam. Di kedua wilayah, inflasi melambat (hal yang bagus), tetapi pertumbuhan PDB juga menurun (hal yang buruk bagi perekonomian). Menurut Departemen Perdagangan AS, laju pertumbuhan belanja konsumen di negara tersebut untuk Q4 adalah +1,4% setelah +2,3% di Q3 (diperkirakan sebesar +2,1%). Tingkat pertumbuhan PDB AS secara tahunan, menurut perkiraan awal, akan lebih rendah dari yang diharapkan, +2,7% (perkiraan dan nilai sebelumnya +2,9%). Namun, meskipun demikian, statistik pasar tenaga kerja terlihat cukup positif. Jumlah klaim awal tunjangan pengangguran yang diperkirakan 200 ribu ternyata turun dari 195 ribu menjadi 192 ribu. Menurut data final dari Eurostat, inflasi di Zona Euro melambat menjadi +8,6% YoY di bulan Januari (+9,2% sebulan sebelumnya). Segalanya menjadi lebih sulit di Jerman, lokomotif utama ekonomi Eropa. Menurut data Januari, tingkat inflasi tahunan adalah +9,2% dibandingkan dengan +9,6% pada bulan Desember, tetapi pada saat yang sama, PDB negara juga turun, dengan penurunan sebesar -0,4% (perkiraan dan nilai sebelumnya -0,2%). Data IHK Februari yang sangat segar juga tidak menyenangkan, menunjukkan peningkatan dari +8,1% menjadi +8,7%.
● Terhadap latar belakang ini, sentimen pasar tetap mendukung dolar AS. Hal ini terutama disebabkan risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee atau FOMC), yang diterbitkan pada hari Rabu, 22 Februari oleh Federal Reserve AS. Risalah tersebut tidak membawa kejutan. Namun, para pelaku pasar sekali lagi melihat bahwa regulator tidak akan berhenti berjuang melawan inflasi.
United Overseas Bank (UOB) merangkum kesimpulan utama dari risalah sebagai berikut: 1) Meskipun terdapat kemajuan dalam perang melawan inflasi, inflasi tetap berada jauh di atas level target 2%. 2) Semua anggota Komite sepakat bahwa untuk mencapai target inflasi akan membutuhkan lebih banyak kenaikan suku bunga dan mempertahankannya pada tingkat yang tinggi sampai Fed yakin bahwa inflasi akan turun secara berkelanjutan. 3) Meskipun FOMC memilih pada bulan Februari untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), beberapa peserta menginginkan kenaikan sebesar 50 bps. 4) Fed masih lebih mengkhawatirkan inflasi daripada memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen membenarkan kesimpulan ini. Beliau menyatakan pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 pada hari Jumat, 24 Februari bahwa "inflasi turun, diukur dalam basis 12 bulan, tetapi inflasi inti masih di atas 2%". Menurut Janet Yellen, "pendaratan lunak" untuk ekonomi tanpa resesi dimungkinkan berkat pasar tenaga kerja yang kuat dan neraca AS yang kuat.
● Semua hal di atas telah menyebabkan indeks dolar AS, DXY, melanjutkan kenaikannya, mencapai tertinggi lokal 105.26 poin, sementara EUR/USD mengakhiri pekan kerja di level 1.0546 (terendah mingguan di 1.0535).
Kemungkinan besar, faktor utama yang menentukan dinamika dolar hingga pertemuan FOMC berikutnya pada tanggal 21-22 Maret adalah spekulasi tentang seberapa jauh regulator bersedia melakukan "perang salib" melawan inflasi. Menurut prakiraan UOB, suku bunga dapat dinaikkan sebesar 25 bps pada bulan Maret dan Mei, hingga akhirnya mencapai 5,25%, dan tetap pada level ini hingga akhir tahun. Menurut beberapa perkiraan lain, tingkat dana federal puncak pada bulan Juli bisa menjadi 5,38%.
Menurut spesialis di ING, grup perbankan terbesar di Belanda, bulan Februari dan Maret adalah bulan musiman yang kuat untuk dolar, dan tingkat 4,50% untuk simpanan semalam mungkin masih sedikit mendukung dolar. Namun, menurut rekan mereka di Commerzbank, akan semakin sulit bagi mata uang AS untuk menguat terhadap euro. Banyak yang telah dihargai, dan tidak ada dorongan baru yang kuat yang terlihat. Terutama karena ECB tidak tinggal diam dalam pengetatan kebijakan moneternya. Data final harga konsumen di Zona Euro, yang direvisi naik menjadi 5,3% dalam indeks inti, yang diterbitkan pada tanggal 23 Februari, akan menjadi stimulus selanjutnya untuk QT tersebut.
● Pada saat penulisan ulasan ini (malam tanggal 24 Februari), sebanyak 40% analis memperkirakan penguatan dolar lebih lanjut (setengah dari minggu lalu), sebanyak 50% mengharapkan koreksi pasangan EUR/USD ke utara, dan sisanya 10% telah mengambil posisi netral.
Semua 100% osilator D1 diwarnai merah, meskipun seperempatnya menandakan pasangan ini oversold atau jenuh jual. Di antara indikator tren, sebanyak 75% merekomendasikan untuk jual dan sekitar 25% merekomendasikan untuk beli. Support terdekat untuk pasangan ini terletak di zona 1.5000-1.0525, kemudian muncul level dan zona 1.0440 dan 1.0370-1.0400, 1.0300, 1.0220-1.0255. Bulls atau pasar naik akan menemui resistensi di wilayah 1.0560-1.0575, 1.0600-1.0620, 1.0680-1.0710, 1.0745-1.0760, 1.0800, 1.0865.
● Peristiwa minggu mendatang meliputi publikasi data pesanan barang modal dan barang tahan lama di AS pada hari Senin, 27 Februari. Hari Rabu, hari pertama bulan Maret, akan membawa sejumlah besar statistik makro dari Jerman. Hal ini termasuk Harmonized Consumer Price Index (CPI), Purchasing Managers' Index (PMI) di sektor manufaktur, serta perubahan jumlah pengangguran di negara tersebut. Selain itu, nilai PMI di sektor manufaktur AS akan diumumkan pada hari ini. Kami mengharapkan CPI bulan Februari untuk Zona Euro, pernyataan ECB tentang kebijakan moneter, dan data pengangguran di AS pada hari Kamis, 2 Maret. Dan akan ada bagian lain dari statistik Amerika, termasuk Indeks Manajer Pembelian (PMI) di sektor jasa, pada akhir minggu kerja.
GBP/USD: Business Activity Grows, but the Pound Falls
● Pound Inggris sedang berjuang untuk menahan kemajuan dolar. Meskipun serangan balik reguler, mata uang tersebut mundur selangkah demi selangkah. Memulai pekan di 1.2040, GBP/USD mencapai puncak lokal di 1.2147, tetapi kemudian turun dan mengakhiri periode lima hari di 1.1942.
● Perlu dicatat bahwa ekonomi Inggris berhasil menghindari resesi pada akhir tahun 2022, dan data aktivitas bisnis di Inggris Raya yang dipublikasikan pada Selasa, 21 Februari, cukup optimis. Indeks PMI Komposit, dengan perkiraan 49,0, akan tumbuh dari 48,5 menjadi 53,0 poin selama sebulan. Namun, ini hanyalah data awal, dengan data final tersedia pada tanggal 1 dan 3 Maret. Pada saat yang sama, kepercayaan konsumen Inggris lebih rendah daripada selama krisis keuangan, pandemi COVID-19, dan resesi tahun 1980-an dan 1990-an.
Meski inflasi di negara tersebut menurun, namun tetap dalam dua digit dan lima kali lebih tinggi dari target Bank of England. (CPI turun menjadi +10,1% di bulan Januari, dengan perkiraan +10,3%, dan +10,5% di bulan Desember). Inflasi dipertahankan tinggi sebagian karena pasar tenaga kerja, dan saat ini tidak ada alasan untuk percaya bahwa pertumbuhan upah di Inggris melambat.
● Pasar mengharapkan bahwa Bank of England, seperti Federal Reserve, akan menaikkan suku bunga utama dua kali sebesar 25 basis poin pada bulan Maret dan April, membawanya ke puncak 4,5%. Namun, banyak pemimpin BoE yang sangat khawatir bahwa kenaikan suku bunga yang signifikan dapat memperlambat perekonomian secara berlebihan. Oleh karena itu, kebijakan moneter regulator yang sudah ambigu dapat disesuaikan sewaktu-waktu.
● Adapun perkiraan rata-rata para ahli, sebanyak 45% dari mereka memilih pelemahan pound lebih lanjut, sebanyak 25% memperkirakan GBP/USD akan naik, dan 30% memilih menahan diri untuk tidak membuat prediksi. Di antara indikator tren pada D1, keseimbangan kekuatan adalah 85% hingga 15% mendukung warna merah. Di antara osilator, warna merah memiliki keunggulan 100%, 15% di antaranya berada di zona oversold. Level dan zona support atau dukungan untuk pasangan ini adalah 1.1900-1.1915, 1.1840, 1.1800, 1.1720, dan 1.1600. Jika pasangan bergerak ke utara, pasangan akan menghadapi resistensi pada level 1.1960, 1.1990-1.2025, 1.2075-1.2085, 1.2145, 1.2185-1.2210, 1.2270, 1.2335, 1.2390-1.2400, 1.2430-1.2450, 1.2510, 1.2575-1.2610, 1.2700, 1.2750, dan 1.2940.
● Sedangkan untuk perekonomian Inggris, selain data final aktivitas bisnis (PMI) di Inggris yang akan dirilis pada tanggal 1 dan 3 Maret, kita bisa mencatat pidato dari Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, yang dijadwalkan pada hari Rabu, 1 Maret.
NordFX Analytical Group
https://nordfx.com/
Pemberitahuan: Materi-materi ini bukanlah rekomendasi atau pedoman investasi untuk bekerja di pasar keuangan dan dimaksudkan hanya untuk tujuan informasi saja. Perdagangan di pasar keuangan berisiko dan dapat mengakibatkan hilangnya dana yang disetorkan secara keseluruhan.
#eurusd #gbpusd #usdjpy #Forex #forex_forecast #signals_forex #cryptocurrency #bitcoin #nordfx
EUR/USD: Protokol FOMC Memperkuat Dolar
● Statistik ekonomi makro di AS dan zona euro terlihat beragam. Di kedua wilayah, inflasi melambat (hal yang bagus), tetapi pertumbuhan PDB juga menurun (hal yang buruk bagi perekonomian). Menurut Departemen Perdagangan AS, laju pertumbuhan belanja konsumen di negara tersebut untuk Q4 adalah +1,4% setelah +2,3% di Q3 (diperkirakan sebesar +2,1%). Tingkat pertumbuhan PDB AS secara tahunan, menurut perkiraan awal, akan lebih rendah dari yang diharapkan, +2,7% (perkiraan dan nilai sebelumnya +2,9%). Namun, meskipun demikian, statistik pasar tenaga kerja terlihat cukup positif. Jumlah klaim awal tunjangan pengangguran yang diperkirakan 200 ribu ternyata turun dari 195 ribu menjadi 192 ribu. Menurut data final dari Eurostat, inflasi di Zona Euro melambat menjadi +8,6% YoY di bulan Januari (+9,2% sebulan sebelumnya). Segalanya menjadi lebih sulit di Jerman, lokomotif utama ekonomi Eropa. Menurut data Januari, tingkat inflasi tahunan adalah +9,2% dibandingkan dengan +9,6% pada bulan Desember, tetapi pada saat yang sama, PDB negara juga turun, dengan penurunan sebesar -0,4% (perkiraan dan nilai sebelumnya -0,2%). Data IHK Februari yang sangat segar juga tidak menyenangkan, menunjukkan peningkatan dari +8,1% menjadi +8,7%.
● Terhadap latar belakang ini, sentimen pasar tetap mendukung dolar AS. Hal ini terutama disebabkan risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee atau FOMC), yang diterbitkan pada hari Rabu, 22 Februari oleh Federal Reserve AS. Risalah tersebut tidak membawa kejutan. Namun, para pelaku pasar sekali lagi melihat bahwa regulator tidak akan berhenti berjuang melawan inflasi.
United Overseas Bank (UOB) merangkum kesimpulan utama dari risalah sebagai berikut: 1) Meskipun terdapat kemajuan dalam perang melawan inflasi, inflasi tetap berada jauh di atas level target 2%. 2) Semua anggota Komite sepakat bahwa untuk mencapai target inflasi akan membutuhkan lebih banyak kenaikan suku bunga dan mempertahankannya pada tingkat yang tinggi sampai Fed yakin bahwa inflasi akan turun secara berkelanjutan. 3) Meskipun FOMC memilih pada bulan Februari untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), beberapa peserta menginginkan kenaikan sebesar 50 bps. 4) Fed masih lebih mengkhawatirkan inflasi daripada memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen membenarkan kesimpulan ini. Beliau menyatakan pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 pada hari Jumat, 24 Februari bahwa "inflasi turun, diukur dalam basis 12 bulan, tetapi inflasi inti masih di atas 2%". Menurut Janet Yellen, "pendaratan lunak" untuk ekonomi tanpa resesi dimungkinkan berkat pasar tenaga kerja yang kuat dan neraca AS yang kuat.
● Semua hal di atas telah menyebabkan indeks dolar AS, DXY, melanjutkan kenaikannya, mencapai tertinggi lokal 105.26 poin, sementara EUR/USD mengakhiri pekan kerja di level 1.0546 (terendah mingguan di 1.0535).
Kemungkinan besar, faktor utama yang menentukan dinamika dolar hingga pertemuan FOMC berikutnya pada tanggal 21-22 Maret adalah spekulasi tentang seberapa jauh regulator bersedia melakukan "perang salib" melawan inflasi. Menurut prakiraan UOB, suku bunga dapat dinaikkan sebesar 25 bps pada bulan Maret dan Mei, hingga akhirnya mencapai 5,25%, dan tetap pada level ini hingga akhir tahun. Menurut beberapa perkiraan lain, tingkat dana federal puncak pada bulan Juli bisa menjadi 5,38%.
Menurut spesialis di ING, grup perbankan terbesar di Belanda, bulan Februari dan Maret adalah bulan musiman yang kuat untuk dolar, dan tingkat 4,50% untuk simpanan semalam mungkin masih sedikit mendukung dolar. Namun, menurut rekan mereka di Commerzbank, akan semakin sulit bagi mata uang AS untuk menguat terhadap euro. Banyak yang telah dihargai, dan tidak ada dorongan baru yang kuat yang terlihat. Terutama karena ECB tidak tinggal diam dalam pengetatan kebijakan moneternya. Data final harga konsumen di Zona Euro, yang direvisi naik menjadi 5,3% dalam indeks inti, yang diterbitkan pada tanggal 23 Februari, akan menjadi stimulus selanjutnya untuk QT tersebut.
● Pada saat penulisan ulasan ini (malam tanggal 24 Februari), sebanyak 40% analis memperkirakan penguatan dolar lebih lanjut (setengah dari minggu lalu), sebanyak 50% mengharapkan koreksi pasangan EUR/USD ke utara, dan sisanya 10% telah mengambil posisi netral.
Semua 100% osilator D1 diwarnai merah, meskipun seperempatnya menandakan pasangan ini oversold atau jenuh jual. Di antara indikator tren, sebanyak 75% merekomendasikan untuk jual dan sekitar 25% merekomendasikan untuk beli. Support terdekat untuk pasangan ini terletak di zona 1.5000-1.0525, kemudian muncul level dan zona 1.0440 dan 1.0370-1.0400, 1.0300, 1.0220-1.0255. Bulls atau pasar naik akan menemui resistensi di wilayah 1.0560-1.0575, 1.0600-1.0620, 1.0680-1.0710, 1.0745-1.0760, 1.0800, 1.0865.
● Peristiwa minggu mendatang meliputi publikasi data pesanan barang modal dan barang tahan lama di AS pada hari Senin, 27 Februari. Hari Rabu, hari pertama bulan Maret, akan membawa sejumlah besar statistik makro dari Jerman. Hal ini termasuk Harmonized Consumer Price Index (CPI), Purchasing Managers' Index (PMI) di sektor manufaktur, serta perubahan jumlah pengangguran di negara tersebut. Selain itu, nilai PMI di sektor manufaktur AS akan diumumkan pada hari ini. Kami mengharapkan CPI bulan Februari untuk Zona Euro, pernyataan ECB tentang kebijakan moneter, dan data pengangguran di AS pada hari Kamis, 2 Maret. Dan akan ada bagian lain dari statistik Amerika, termasuk Indeks Manajer Pembelian (PMI) di sektor jasa, pada akhir minggu kerja.
GBP/USD: Business Activity Grows, but the Pound Falls
● Pound Inggris sedang berjuang untuk menahan kemajuan dolar. Meskipun serangan balik reguler, mata uang tersebut mundur selangkah demi selangkah. Memulai pekan di 1.2040, GBP/USD mencapai puncak lokal di 1.2147, tetapi kemudian turun dan mengakhiri periode lima hari di 1.1942.
● Perlu dicatat bahwa ekonomi Inggris berhasil menghindari resesi pada akhir tahun 2022, dan data aktivitas bisnis di Inggris Raya yang dipublikasikan pada Selasa, 21 Februari, cukup optimis. Indeks PMI Komposit, dengan perkiraan 49,0, akan tumbuh dari 48,5 menjadi 53,0 poin selama sebulan. Namun, ini hanyalah data awal, dengan data final tersedia pada tanggal 1 dan 3 Maret. Pada saat yang sama, kepercayaan konsumen Inggris lebih rendah daripada selama krisis keuangan, pandemi COVID-19, dan resesi tahun 1980-an dan 1990-an.
Meski inflasi di negara tersebut menurun, namun tetap dalam dua digit dan lima kali lebih tinggi dari target Bank of England. (CPI turun menjadi +10,1% di bulan Januari, dengan perkiraan +10,3%, dan +10,5% di bulan Desember). Inflasi dipertahankan tinggi sebagian karena pasar tenaga kerja, dan saat ini tidak ada alasan untuk percaya bahwa pertumbuhan upah di Inggris melambat.
● Pasar mengharapkan bahwa Bank of England, seperti Federal Reserve, akan menaikkan suku bunga utama dua kali sebesar 25 basis poin pada bulan Maret dan April, membawanya ke puncak 4,5%. Namun, banyak pemimpin BoE yang sangat khawatir bahwa kenaikan suku bunga yang signifikan dapat memperlambat perekonomian secara berlebihan. Oleh karena itu, kebijakan moneter regulator yang sudah ambigu dapat disesuaikan sewaktu-waktu.
● Adapun perkiraan rata-rata para ahli, sebanyak 45% dari mereka memilih pelemahan pound lebih lanjut, sebanyak 25% memperkirakan GBP/USD akan naik, dan 30% memilih menahan diri untuk tidak membuat prediksi. Di antara indikator tren pada D1, keseimbangan kekuatan adalah 85% hingga 15% mendukung warna merah. Di antara osilator, warna merah memiliki keunggulan 100%, 15% di antaranya berada di zona oversold. Level dan zona support atau dukungan untuk pasangan ini adalah 1.1900-1.1915, 1.1840, 1.1800, 1.1720, dan 1.1600. Jika pasangan bergerak ke utara, pasangan akan menghadapi resistensi pada level 1.1960, 1.1990-1.2025, 1.2075-1.2085, 1.2145, 1.2185-1.2210, 1.2270, 1.2335, 1.2390-1.2400, 1.2430-1.2450, 1.2510, 1.2575-1.2610, 1.2700, 1.2750, dan 1.2940.
● Sedangkan untuk perekonomian Inggris, selain data final aktivitas bisnis (PMI) di Inggris yang akan dirilis pada tanggal 1 dan 3 Maret, kita bisa mencatat pidato dari Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, yang dijadwalkan pada hari Rabu, 1 Maret.

NordFX Analytical Group
https://nordfx.com/
Pemberitahuan: Materi-materi ini bukanlah rekomendasi atau pedoman investasi untuk bekerja di pasar keuangan dan dimaksudkan hanya untuk tujuan informasi saja. Perdagangan di pasar keuangan berisiko dan dapat mengakibatkan hilangnya dana yang disetorkan secara keseluruhan.
#eurusd #gbpusd #usdjpy #Forex #forex_forecast #signals_forex #cryptocurrency #bitcoin #nordfx