rahmatrabani
Member
- Credits
- 0
Kisah Horor Forex Si Tukang Pamer
Trader satu ini pernah terkenal di forum-forum trading. Ia menjadi panutan karena "terlihat" jago trading, padahal sesungguhnya ia hanya pintar berlagak seperti seorang pro dan melontarkan jargon-jargon sulit. Si Tukang Pamer mudah besar kepala dan suka 'didewakan'. Ia berhasil meraih pengikut karena rutin memenuhi forum-forum dengan berbagai teorinya yang terlihat 'wow'.
Banyak dipuji dan diagung-agungkan fans-nya, trader ini kemudian terinspirasi untuk menjadi provider sinyal yang akunnya ia manajeri sendiri. Tak tanggung-tanggung, ia mempromosikan diri sebagai penyedia sinyal terbaik. Tak lama kemudian, banyak Follower yang mengetahui sejarahnya berbaris untuk menyalin sinyalnya.
Di awal, performa trading Tukang Pamer menunjukkan perkembangan yang meyakinkan. Setelah menumbuhkan 18% keuntungan dalam waktu sebulan, semakin banyak saja Follower yang mendaftar padanya. Kisah horor forex dari trader ini dimulai ketika di bulan berikutnya, performanya terus mendatar. Follower mulai curiga, dan ia pun akhirnya tahu bagaimana rasanya berada di bawah tekanan.
Bukannya mulai bersikap hati-hati, Tukang Pamer bersikeras mempertahankan strateginya karena tak ingin pamornya turun. Sekedar informasi, ia adalah scalper yang gemar membuka banyak posisi trading dengan target kecil. Ketika banyak di antara posisi tersebut berakhir loss, maka Si Tukang Pamer pun kewalahan menutupi beban spread yang terus membengkak.
Waktu terus berjalan, tapi keadaan tak juga membaik. Ia kini mulai panik, dan malah berusaha memperbaiki tradingnya dengan memperbanyak posisi. Di suatu waktu, ia bahkan membuka 30 order sekaligus! Jelas sekali bahwa di poin ini, ia telah terjerat overtrading. Kegagalan Si Tukang Pamer hanya menunggu waktu karena ia trading dengan frekuensi tinggi, tapi money management-nya buruk. Bayangkan saja, untuk target sebesar 3-5 pips ia merisikokan 20-50 pips.
Satu per satu akun live Follower-nya pun tumbang, tapi tidak demikian halnya dengan akun Si Tukang Pamer. Tahu kenapa? Usut punya usut, ternyata selama ini ia hanya menggunakan akun demo.
Bisa Anda bayangkan sendiri betapa geramnya para Follower yang terlanjur mendaftar untuk menyalin sinyalnya. Namun jika dipikir-pikir lagi, mungkin inilah harga yang harus mereka bayar karena tak mampu mendeteksi bualan-bualan Si Tukang Pamer sejak dini.
Lalu bagaimana dengan keadaan trader yang mengaku-ngaku sebagai provider sinyal terbaik itu? Meskipun tak menderita kerugian besar, ia tetap kecipratan dampaknya. Tukang Pamer kini tak lagi disanjung di forum-forum. Ia bahkan didepak dari komunitasnya karena dianggap sebagai tong kosong nyaring bunyinya. Bukannya menjadi Zero to Hero, ia justru berakhir sebagai Hero to Zero.
Belajar Trading Dari Tukang Pamer
Terlalu percaya diri, apalagi mudah bersikap sombong adalah penyakit trading paling berbahaya. Dilihat dari ceramah-ceramahnya di masa lalu, terlihat sekali bahwa ia adalah seorang pemula yang sedikit paham tentang trading, lalu menerjemahkannya sendiri menjadi suatu teknik kompleks. Ia begitu yakin akan kemampuannya dan semakin nekat menyesatkan para pengikutnya karena sedang merasa di atas angin. Padahal, tak ada konsistensi dalam penjelasannya, begitu pula dengan strategi tradingnya.
Jika tak ingin berakhir seperti Si Tukang Pamer, maka jangan terlalu mementingkan popularitas dan sanjungan trader lain. Pikirkan bagaimana Anda dapat mempertahankan konsistensi profit, bukan bagaimana merancang strategi super rumit yang bakal mengesankan banyak trader di forum-forum.
Pesan ekstra: Sebagai Follower, waspadai jebakan para penyedia sinyal yang memiliki ciri-ciri mirip Si Tukang Pamer. Karena jika tidak hati-hati, bisa-bisa Anda akan diseret untuk 'menemaninya' menghadapi kisah horor forex, yaitu terkena MC.
Trader satu ini pernah terkenal di forum-forum trading. Ia menjadi panutan karena "terlihat" jago trading, padahal sesungguhnya ia hanya pintar berlagak seperti seorang pro dan melontarkan jargon-jargon sulit. Si Tukang Pamer mudah besar kepala dan suka 'didewakan'. Ia berhasil meraih pengikut karena rutin memenuhi forum-forum dengan berbagai teorinya yang terlihat 'wow'.
Banyak dipuji dan diagung-agungkan fans-nya, trader ini kemudian terinspirasi untuk menjadi provider sinyal yang akunnya ia manajeri sendiri. Tak tanggung-tanggung, ia mempromosikan diri sebagai penyedia sinyal terbaik. Tak lama kemudian, banyak Follower yang mengetahui sejarahnya berbaris untuk menyalin sinyalnya.
Di awal, performa trading Tukang Pamer menunjukkan perkembangan yang meyakinkan. Setelah menumbuhkan 18% keuntungan dalam waktu sebulan, semakin banyak saja Follower yang mendaftar padanya. Kisah horor forex dari trader ini dimulai ketika di bulan berikutnya, performanya terus mendatar. Follower mulai curiga, dan ia pun akhirnya tahu bagaimana rasanya berada di bawah tekanan.
Bukannya mulai bersikap hati-hati, Tukang Pamer bersikeras mempertahankan strateginya karena tak ingin pamornya turun. Sekedar informasi, ia adalah scalper yang gemar membuka banyak posisi trading dengan target kecil. Ketika banyak di antara posisi tersebut berakhir loss, maka Si Tukang Pamer pun kewalahan menutupi beban spread yang terus membengkak.
Waktu terus berjalan, tapi keadaan tak juga membaik. Ia kini mulai panik, dan malah berusaha memperbaiki tradingnya dengan memperbanyak posisi. Di suatu waktu, ia bahkan membuka 30 order sekaligus! Jelas sekali bahwa di poin ini, ia telah terjerat overtrading. Kegagalan Si Tukang Pamer hanya menunggu waktu karena ia trading dengan frekuensi tinggi, tapi money management-nya buruk. Bayangkan saja, untuk target sebesar 3-5 pips ia merisikokan 20-50 pips.
Satu per satu akun live Follower-nya pun tumbang, tapi tidak demikian halnya dengan akun Si Tukang Pamer. Tahu kenapa? Usut punya usut, ternyata selama ini ia hanya menggunakan akun demo.
Bisa Anda bayangkan sendiri betapa geramnya para Follower yang terlanjur mendaftar untuk menyalin sinyalnya. Namun jika dipikir-pikir lagi, mungkin inilah harga yang harus mereka bayar karena tak mampu mendeteksi bualan-bualan Si Tukang Pamer sejak dini.
Lalu bagaimana dengan keadaan trader yang mengaku-ngaku sebagai provider sinyal terbaik itu? Meskipun tak menderita kerugian besar, ia tetap kecipratan dampaknya. Tukang Pamer kini tak lagi disanjung di forum-forum. Ia bahkan didepak dari komunitasnya karena dianggap sebagai tong kosong nyaring bunyinya. Bukannya menjadi Zero to Hero, ia justru berakhir sebagai Hero to Zero.
Belajar Trading Dari Tukang Pamer
Terlalu percaya diri, apalagi mudah bersikap sombong adalah penyakit trading paling berbahaya. Dilihat dari ceramah-ceramahnya di masa lalu, terlihat sekali bahwa ia adalah seorang pemula yang sedikit paham tentang trading, lalu menerjemahkannya sendiri menjadi suatu teknik kompleks. Ia begitu yakin akan kemampuannya dan semakin nekat menyesatkan para pengikutnya karena sedang merasa di atas angin. Padahal, tak ada konsistensi dalam penjelasannya, begitu pula dengan strategi tradingnya.
Jika tak ingin berakhir seperti Si Tukang Pamer, maka jangan terlalu mementingkan popularitas dan sanjungan trader lain. Pikirkan bagaimana Anda dapat mempertahankan konsistensi profit, bukan bagaimana merancang strategi super rumit yang bakal mengesankan banyak trader di forum-forum.
Pesan ekstra: Sebagai Follower, waspadai jebakan para penyedia sinyal yang memiliki ciri-ciri mirip Si Tukang Pamer. Karena jika tidak hati-hati, bisa-bisa Anda akan diseret untuk 'menemaninya' menghadapi kisah horor forex, yaitu terkena MC.