Peluang Trading Dalam Pasar Forex
Trading di pasar forex berbeda dengan trading di jenis pasar lainnya. Diperlukan trik-trik khusus untuk menemukan celah guna mendapatkan keuntungan.
Trading di pasar forex berbeda dengan trading di jenis pasar lainnya. Dibandingkan dengan pasar saham, misalnya, ada perbedaan signifikan dalam hal jenis aset, ragamnya, dan cara analisa yang bisa digunakan untuk mencari peluang trading dalam pasar forex.
Perbandingan Trading Di Pasar Saham Dan Pasar Forex
Jika trading di pasar saham, Anda bisa melakukan buy atau sell terhadap satu saham tertentu pada suatu saat. Katakanlah Anda memperkirakan saham A akan naik harganya dalam waktu dekat, maka Anda putuskan untuk membeli sekian lembar saham A tersebut. Pada saat yang sama Anda melihat saham B akan jatuh harganya dalam waktu dekat, maka Anda jual saham B yang Anda miliki, atau jika Anda tidak memilikinya Anda mungkin bisa mencari pinjaman saham tersebut dari perusahaan pialang (broker) saham untuk Anda jual, dan Anda beli kembali nanti pada harga yang lebih rendah dari harga jual Anda.
Dalam hal ini, Anda hanya melakukan analisa pada satu jenis saham, saham A atau saham B. Jika saham A prospeknya bagus (atau strength-nya tinggi) maka beli saham A, sebaliknya jika saham A prospeknya akan jatuh (weakness-nya tinggi), maka jual saham A. Skenario trading Anda pada saham A hanya beli (buy) atau jual (sell).
Namun jika trading di pasar forex, kasusnya akan berbeda. Asset yang diperdagangkan dalam pasar forex adalah pasangan mata uang, atau nilai tukar mata uang yang satu dengan pasangannya. Jadi ada dua sisi dari satu asset yang Anda akan perdagangkan, atau yang Anda akan beli atau jual. Setiap sisi dari asset tersebut masing-masing mempunyai kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Ambil contoh misalnya pasangan paling populer EUR/USD, atau Euro terhadap US dollar. Mata uang Euro mempunyai strength dan weakness, demikian pula mata uang US dollar.
Oleh karena itu, cara analisa forex tidak akan sesederhana seperti ketika Anda hendak membeli atau menjual saham A atau B. Sebenarnya, jika mau jujur Anda semestinya mengetahui strength dan weakness masing-masing mata uang, Euro dan US dollar. Tidak bisa dengan sederhana mengatakan ’’Euro kok kelihatannya sedang melemah, saya ingin sell.’’ Jika Anda sell Euro, tetapi tidak benar-benar melemah terhadap pasangannya maka Anda akan mengalami kerugian, sekalipun analisa Anda mengenai pelemahan Euro benar.
Tidak Bisa Hanya Fokus Satu Mata Uang Saja
Sebagai contoh, setelah Anda melakukan analisa chart pada gambar di bawah ini, Anda memutuskan untuk sell EUR/USD. Dengan posisi trading yang telah Anda lakukan tersebut, berarti Anda sell EUR dan buy US dollar. Agar memperoleh profit, pasangan tersebut harus bergerak ke harga yang lebih rendah.
Mungkin pada awalnya pasangan EUR/USD bergerak turun, hingga ada rilis data fundamental penting dari Amerika Serikat yang membuat USD melemah. Karena data tersebut begitu penting, maka bobot pelemahan USD lebih besar dari bobot pelemahan EUR. Saat itu EUR mungkin memang sedang melemah terhadap JPY, GBP dan AUD, tetapi tidak lebih lemah terhadap USD. Jika memang demikian, Anda akan mengalami kerugian karena data fundamental penting biasanya berdampak agak lama terhadap mata uang.
Setelah Anda tahu adanya kemungkinan akan salah jika hanya menganalisa satu mata uang, maka Anda mencoba untuk menganalisa mata uang lain untuk menemukan pasangan yang cocok. Katakan Anda telah menganalisa Euro dan saat itu sedang melemah. Kini Anda coba mencari mata uang mana yang sedang kuat, atau dalam hal ini sedang menguat terhadap hampir semua mata uang utama. Misal Yen saat itu sedang kuat. Maka Anda bisa mengambil keputusan untuk tidak sell pasangan EUR/USD, tetapi sell EUR/JPY.
Hal itu tidak berarti Anda pasti benar dan profit. Hanya saja, kemungkinan untuk benar dan profit akan lebih besar daripada jika Anda sell pasangan EUR/USD. Jika saja keadaan berubah dan EUR tidak lagi lemah terhadap USD, GBP dan AUD, maka selama JPY masih lebih kuat, posisi Anda akan aman dan harga akan tetap bergerak turun.
Jadi dengan fokus pada strength dan weakness kedua sisi pasangan mata uang, Anda akan bisa memperbesar kemungkinan untuk mengambil posisi yang benar. Lalu, bagaimana caranya?
Memilah Mata Uang Yang Kuat Dan Yang Lemah
Cara ini sering digunakan oleh para broker dan trader besar. Sering disebut dengan "strong-weak analysis", yaitu sebuah proses mengisolasi mata uang yang paling kuat dari yang paling lemah. Cara detail proses ini tidak diulas dalam artikel ini, tetapi secara garis besar adalah dengan berfokus pada USD sebagai acuan. Kita mengukur pergerakan setiap mata uang terhadap USD sehingga terlihat dasar kekuatan setiap mata uang secara individual.
Sebagai contoh, jika EUR/USD sedang naik dengan kencang, tetapi pada saat yang sama GBP/USD bergerak turun. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu EUR sedang lebih kuat dibandingkan USD, dan USD sedang lebih kuat dibandingkan GBP. Dari analisa sederhana ini secara logika bisa disimpulkan bahwa buy EUR/GBP kemungkinannya akan lebih menguntungkan daripada buy EUR/USD.
Seperti telah disebutkan, kita bisa mengukur pergerakan setiap mata uang terhadap USD sebagai acuan, dan memperbandingkannya untuk mengetahui mata uang yang paling kuat dan yang paling lemah. Berikut adalah data perbandingan yang diambil pada 13 Juli 2012:
Tampak pada data di atas, pasangan NZD/USD unggul 92 pip terhadap USD. Harga NZD/USD saat itu adalah 0.7956. Persentasi perubahannya adalah: (0.0092/0.7956) x 100% = 1.156%. NZD unggul 1.156% terhadap USD, atau USD mengalami kerugian 1.156% terhadap NZD. Demikian juga USD mengalami kerugian 0.177% terhadap JPY. Berikut tabel urutan keunggulan (atau kekuatan) masing-masing mata uang terhadap USD:
Pertama: NZD
Kedua: AUD
Ketiga: GBP
Keempat: CAD
Kelima: CHF
Keenam: EUR
Ketujuh: JPY
Kedelapan: USD
Tampak bahwa kedelapan mata uang tersebut menguat terhadap USD. Ini berarti USD adalah mata uang yang paling lemah pada periode waktu analisa tersebut.
SUMBER :
https://www.seputarforex.com

Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia