jakaduriat
Active Member
- Credits
- 0
Indeks Dolar AS Melesat ke Level Tertinggi Usai Rusia Serang Ukraina
Indeks Dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam hampir dua tahun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Dolar menguat setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, karena investor meninggalkan aset-aset berisiko dan beralih ke aset-aset aman atau safe-haven.
Pasukan Rusia menginvasi Ukraina dalam serangan darat, laut dan udara, dalam serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Indeks dolar naik 0,869% dan berada pada kecepatan untuk kenaikan%tase harian terbesar sejak Maret 2020, ketika pasar AS berada dalam pergolakan gelombang pertama pandemi COVID-19. Greenback mencapai tertinggi 97,740 terhadap sekeranjang mata uang utama, tertinggi sejak 30 Juni 2020.
Dolar sedikit melemah ketika Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk bank.
"Kami memiliki perkembangan geopolitik besar yang belum pernah dilihat banyak orang sebelumnya dalam hidup mereka; ini adalah langkah risk-off (penghindaran risiko) klasik," kata Erik Bregar, direktur, valas & manajemen risiko logam mulia di Silver Gold Bull Inc di Toronto.
"Ada dorongan dan tarikan mata uang mana yang merupakan safe haven terbesar saat ini."
Rubel Rusia melemah 4,51% versus greenback menjadi 84,96 per dolar setelah melemah ke rekor terendah 89,986 per dolar.
Terhadap mata uang safe haven lainnya, dolar naik 0,77% terhadap franc Swiss sementara yen Jepang melemah 0,54% versus greenback di 115,61 per dolar.
Greenback juga naik tajam terhadap mata uang Eropa lainnya seperti krona Swedia, forint Hungaria dan zloty Polandia.
Krona Swedia jatuh 1,13% versus mata uang AS menjadi 9,49 per dolar. Dolar melonjak 2,85% terhadap zloty dan melambung 3,11% terhadap forint.
Euro melemah 0,95% menjadi 1,1202 dolar, sementara sterling terakhir diperdagangkan di 1,3393 dolar, turun 1,10% hari ini.
Greenback telah melemah baru-baru ini karena ketegangan di Ukraina telah meningkat dan memicu spekulasi Federal Reserve AS mungkin kurang agresif dalam pengetatan kebijakan pada pertemuan Maret. Ekspektasi untuk setidaknya kenaikan suku bunga 50 basis poin telah turun menjadi 7,5% dari sekitar 34% sehari yang lalu, menurut FedWatch Tool CME.
Pembuat kebijakan Fed pada Kamis (24/2/2022) mengakui rencana pengetatan bank sentral sekarang bersaing dengan kemungkinan perang dan dampaknya terhadap harga minyak.
Sourch News : okezone