Tentu saja tanpa indikator, karena indikator hanya dipergunakan oleh trader yang sudah berpengalaman dan sudah dapat mengontrol penggunaannya untuk mendapatkan profit. Untuk yang baru belajar trade saya menyarankan untuk berusaha belajar tanpa indikator, mengapa..? indikator dipergunakan oleh para profesional yang sudah mengerti caranya, namun bagi yang baru belajar itu seperti alat yang dipergunakan untuk membunuh diri sendiri. Coba renungkan, bukankah terjadi ketika stochastic yang anda gunakan pointing up, anda Long dan anda rugi..? dan kejadian tersebut, terus dan menerus terjadi sepanjang perjalanan karir trading anda.
View attachment 55514
Grafik Loonie diatas, skenario agan asasas diatas, break level A failed dan saya loss -30 pip dan kemudian harga berbalik dan break level B, saya short disana dan floating 30 pip. Namun saya khawatir NFP bisa membuat skenario gagal, saya closed +30 pip. Setelah NFP, release rupanya benar bahwa si USD menguat dan saya harus memperbaharui skenario untuk minggu depan. Lalu mengapa saya selalu membuat skenario break A, break B, break C dan break D...?
Bukankah pengertian trend up : Sederet harga yang membentuk HIGHER HIGH DAN LOWER HIGH. Dari pengertian tersebut, saya sangat tidak mungkin mengetahui harga akan Up atau Down, jika harga tidak break up atau break down. Sebagai contoh: bukankah jika harga akan turun dia harus melewati titik 1.3109. Sebelum hal itu terjadi saya masih berada pada posisi Undecision (Stay off ) dari Loonie. Dan sebaliknya, jika harga akan naik, dia harus melewati 1.3225, sebelum hal itu terjadi saya tidak tau harga akan bergerak kemana dan sikap saya Off dari Loonie.
View attachment 55515
Berdasarkan pengertian Trend dan contoh yang sudah saya sampaikan, Menurut anda apa sikap saya untuk EUR diatas dari titik A...?