Kalo XMA (Exponential Moving Average) itu penyempurnaan dari Simple Moving Average (SMA). Kalo di SMA maka semua candle bakal dihitung sama berat. Tapi kalo XMA candle paling awal bakal diberi pembobotan lebih besar dari pada candle candle terbaru secara exponensial. Lawannya Linear Weighted Moving Average (LWMA) yang akan menekankan nilai candle terakhir lewat sistem linear. Ini rumusnya gan:
SMA: total nilai dalam periode hitung/periode
LWMA:
Ilustrasi contohnya kaya gini gan.
Taro aja kita pakai MA periode 6 yang pakai 6 candle dengan urutan 25,24,28,24, 26,27.
Kalau SMA makal tinggal jumlahkan nilai dari setiap candle dibagi periode. contoh: (25+24+28+24+26+27)/6=25,667
Kalo XMA makal bakal menggunakan rumus diatas dengan previous XMAnya diganti SMA 6 nilai candle sebelumnya (ini karena kita pakai periode 6).
2/6+1 x (27-25,667)+ 25,667
=2/7 x (27-25,667)+25,667=26,047619
Kalo LWMA maka bakal pake pembobotan linear ke nilai candle sesuai urutan 1,2,3,4,5,6.
jadi: (1x25)+(2x24)+(28x3)+(24x4)+(26x5)+(27x6)/(1+2+3+4+5+6)= 545/21=25,952.
Dari data candle yang sama ternyata bisa menghasilkan MA yang beda2 tergantung dari metode yang dipake.
Kalo soal mana yang paling profitable sih tergantung individunya gan, banyak yang pake periode-periode tertentu, nilai mana yang dipake, sama metode MAnya..
CMIIW