Profit Taking Forex
Dalam dunia trading, istilah Profit Taking telah banyak dikenal. Saat membaca berita ekonomi pun, mungkin Anda sering mendengar kalimat semacam "Investor melakukan aksi Profit Taking", "Rupiah Melemah Akibat Aksi Profit Taking", dan semacamnya. Bagi yang belum terlalu lama berkecimpung di ranah trading, tentu bertanya-tanya, apa itu Profit Taking? Bisakah kita melakukan Profit Taking forex?
Sesuai dengan arti katanya, profit berarti keuntungan dan taking artinya mengambil. Jadi secara harfiah, Profit Taking adalah sebuah aksi mengambil keuntungan. Sedangkan dalam konteks trading, definisi Profit Taking merupakan tindakan mengambil untung dalam jangka pendek dengan memanfaatkan situasi tertentu.
Profit Taking biasa dilakukan oleh trader jika ada data atau informasi penggerak pasar yang akan, sedang atau sudah dirilis. Dengan melakukan Profit Taking, trader mengharapkan keuntungan yang lebih dari keadaan pada umumnya. Selain untuk mengambil keuntungan, Profit Taking juga bisa dilakukan untuk mengunci keuntungan trading forex yang dimiliki.
Profit Taking sebenarnya adalah istilah trading saham, yang digunakan untuk menjelaskan aksi sell para investor untuk mengunci keuntungan. Namun karena dalam forex, posisi trading bisa lebih mudah dilakukan secara dua arah, maka Profit Taking forex bisa berarti melakukan aksi sell untuk menutup posisi buy, atau menutup order sell dengan aksi buy.
Mendengar kata keuntungan yang tersemat pada Profit Taking, tentu semua jadi ingin melakukannya bukan? Sebagai seorang trader, Anda juga bisa melakukan Profit Taking Forex jika keadaan memungkinkan. Tetapi perlu diingat juga bahwa Profit Taking pun tetap membutuhkan kecermatan serta kehati-hatian. Sebelum terburu-buru melakukan Profit Taking forex, mari kita pelajari dulu kapan waktu yang tepat untuk melakukannya.
Kapan Waktunya Melakukan Profit Taking Forex?
Ada beberapa momen yang digadang-gadang oleh trader untuk melakukan Profit Taking. Berikut ini adalah momen yang tepat untuk melakukan Profit Taking Forex:
1. Ketika Terjadi Perubahan Tren
Mengenali tren yang terjadi di pasar adalah salah satu kunci kesuksesan dalam trading forex. Misalnya, Anda memasang posisi Buy karena melihat tren harga cenderung naik. Tidak beberapa lama, tren harga berbalik arah. Anda pun menutup posisi Buy untuk mengunci keuntungan yang sudah didapatkan.
Anda dapat memanfaatkan indikator Moving Average untuk mendapatkan sinyal perubahan tren harga. Contoh lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini:
Pada gambar EUR/USD (Time Frame 1 Hour) di atas, kita memasang indikator MA 9. Ketika candle harga naik memotong garis MA ke arah atas, kita membuka posisi Buy di harga 1.14600. Selang beberapa waktu, harga terus bergerak naik. Ketika pergerakan harga berubah turun hingga memotong garis MA ke arah bawah, itu artinya tren akan bergerak turun dan sudah waktunya untuk mengamankan keuntungan yang didapat dari posisi Buy.
Jika dihitung dari selisih harga Entry Buy dengan Exit di atas, maka keuntungannya sebesar:
1.15287 - 1.14600 = 0.00687 (68.7 pips)
2. Ketika Ada Rilis Berita Berdampak Tinggi
Trader yang berlandaskan analisa fundamental akan sangat menantikan data-data ekonomi makro, karena pergerakan harga bisa mencapai puluhan bahkan ratusan pips di sekitar perilisan data tersebut. Fantastis sekali, bukan?
Untuk melakukan aksi Profit Taking berdasarkan rilis data ekonomi, seorang trader perlu membaca banyak informasi. Namun, hati-hati. Terlalu banyak membaca informasi juga bisa menyebabkan kebingungan serta Over-Analyzed. Untuk mengetahui data ekonomi apa saja yang cenderung dianggap penting oleh pasar, Anda bisa memperhatikan data berdampak tinggi di Kalender Forex. Selain itu, Anda juga sebaiknya rutin mengikuti berita forex untuk menyimak pengaruh sentimen pasar yang sedang mendominasi pergerakan harga.
Alasan mengapa trader dan investor yang sudah handal melakukan Aksi Profit Taking adalah untuk mengamankan keuntungan yang mereka dapatkan. Sebagai contoh, jika pidato The Fed bernada Dovish, investor akan cenderung mengalihkan modalnya ke aset selain USD, sehingga menyebabkan US Dollar melemah. Mengamati hal ini, maka trader lain yang memiliki posisi Buy Dolar juga akan terpicu untuk melakukan Profit Traking, guna mengamankan keuntungan sebelum nilai Greenback turun lebih dalam.
Kejadian besar seperti peperangan, tindak terorisme atau konflik geopolitik, juga bisa mempengaruhi nilai mata uang. Misalnya saja, ketika konflik dagang antara AS-China memanas kembali, maka berbagai mata uang mayor termasuk Dolar akan bergejolak. Pasar forex siap siaga untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa mengancam stabilitas, mengingat AS dan China merupakan dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Seringkali, banyak trader melakukan aksi Profit Taking untuk mengamankan keuntungan yang sudah didapat, karena dalam situasi genting semacam itu, gejolak pasar yang tak terduga bisa mendatangkan kerugian besar apabila mereka salah posisi.