Berita Fundamental Harian

Kebijakan UE dan ECB Menceriakan Bursa Eropa

Bursa Eropa menyambut kebijakan Bea Masuk Imbalan (anti-dumping) Uni Eropa (UE) dan komitmen European Central Bank (ECB) pada program stimulus masif untuk zona Euro. Presiden ECB Mario Draghi menyatakan program pelonggaran moneter ECB akan tetap dijalankan “selama dibutuhkan” sampai penentu kebijakan yakin telah meraih target inflasi yang
berkelanjutan. Euro melemah tipis setelah komentar tersebut dan pelemahan Euro biasanya berpengaruh positif pada perusahaan-perusahaan di zona Euro, yang sebagian besar pendapatannya dari konsumen asing. Sementara itu, saham produsen baja melesat tertopang keputusan EU untuk membebani Bea Masuk Imbalan pada produk grain-oriented, flat-rolled electrical steel (GOES) dari: China, Jepang, Rusia, Korea Selatan, dan AS

 

Wall Street Menguat, S&P Raih Rekor Penutupan Baru

Wall Street ditutup menguat sebanyak 1% pada hari Kamis seiring investor menyambut baik pelemahan dollar dan pasar obligasi yang lebih tenang, di tengah data ekonomi yang mix. S&P 500 meraih rekor penutupan baru dengan sektor teknologi informasi melonjak 1.7% untuk memimpin penguatan. Dow Jones berada dalam jangkauan 50 poin dari rekor tinggi
pasca sempat menguat lebih dari 150 poin pada sesi pagi hari, dipimpin oleh penguatan saham Apple dan kedekat rekor tinggi penutupan, ditopang oleh saham sektor teknologi dan bioteknologi. Investor juga mengatakan penguatan bursa saham pada hari Kamis terjadi berkat mundurnya ekspektasi kenaikan suku bunga. Suku bunga diperkurakan akan naik di bulan September atau setelahnya pada tahun ini, namun petinggi bank sentral masih belum menutup peluang untuk kenaikan di bulan Juni

 

Emas Terbang Seiring Turunnya Prospek Pengetatan Moneter

Emas sentuh level tertinggi 3-bulan setelah Dollar semakin dibebani data terbaru AS yang sekaligus menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat perekonomian terbesar dunia. Klaim pengangguran AS pada pekan lalu hampir menyentuh level terendah 15-tahun, namun data lain menunjukkan penguatan Dollar dan rendahnya harga minyak telah menekan inflasi produsen di bulan April. Bullion mengacuhkan penguatan saham-saham global, yang biasanya dapat mengurangi pesona emas sebagai pelindung terhadap risiko. Secara terpisah, World Gold Council melaporkan permintaan global untuk emas turun 1% di kuartal pertama karena adanya penurunan permintaan perhiasan China. Investor lokal beralih ke pasar saham yang permintaannya pada bulan lalu meningkat pesat. Meskipun demikian, China menjadi konsumen terbesar emas di kuartal pertama, menggeser India.

 

Minyak Mencemaskan Persediaan Dan Perekonomian Global

Minyak mentah berakhir melemah seiring fokus pasar pada kondisi masih melimpahnya persediaan global dan data perekonomian yang muram yang berpotensi mengurangi permintaan untuk minyak. Walau persediaan minyak mentah di AS turun selama dua pekan beruntun, total persediaan masih 90 juta barel lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Selain itu, perekonomian negara-negara besar dunia masih belum menunjukkan pertumbuhan yang stabil. China, konsumen energi terbesar dunia, terus memerangi perlambatan dengan pelonggaran moneter. Pereknomian terbesar Eropa, Jerman, melambat di kuartal pertama. Sementara itu, pasar keuangan meragukan kemampuan pemulihan perekonomian di AS untuk kuartal kedua seiring rentetan data yang mengecewakan

 

Data AS Kembali Kecewakan Dollar

Dollar memangkas penguatannya terhadap serangkaian mata uang utama pada hari Jumat, setelah serangkaian laporan ekonomi AS yang hasilnya mengecewakan telah memicu
kekhawatiran terbaru pada kekuatan ekonomi AS. University of Michigan mengatakan dalam laporan awal bahwa indeks sentimen konsumen turun ke level terendah tujuh bulan di 88.6 pada bulan ini dari 95.9 di bulan April. Para analis perkirakan indeks akan turun menjadi 96.0 di bulan Mei. UoM juga mengatakan bahwa ekspektasi inflasi untuk 12 bulan kedepan naik menjadi 2.9%.

 

Loonie Tergelincir Meskipun Data AS Mengecewakan

Dollar Kanada melemah terhadap dollar AS pada hari Jumat, walaupun data menunjukkan produksi industri AS secara tak terduga turun pada bulan lalu, sementara itu dalam laporan terpisah menunjukkan bahwa produksi manufaktur Kanada naik lebih besar dari perkiraan di bulan Maret. Greenback, yang terluka oleh serangkaian data mixed, mengumpulkan kembali beberapa kerugiannya pekan ini terhadap serangkaian mata uang utama, meskipun angka ekonomi AS pada hari Jumat mendukung bukti bahwa perekonomian AS di awal kuartal kedua berjalan lamban. Loonie mengurangi beberapa pelemahannya setelah data Kanada, yang termasuk penjualan pabrik di bulan Maret.

 

Data Fed New York Mengecewakan, Euro Pangkas Kerugian

Euro memangkas kerugian terhadap Dollar AS pada hari Jumat, untuk membukukan penguatan mingguan ke-5 beruntun, pasca indeks aktivitas manufaktur Fed New York bulan Mei yang lebih lemah dari perkiraan mengikis outlook pertumbuhan ekonomi AS di kuartal ke-2. Data itu juga menambah keraguan tentang waktu kenaikan pertama suku bunga Federal Reserve. Sebelumnya Euro sempat tergelincir di bawah $1.14 seiring terhentinya laju kenaikan yield Bund Jerman, kendati gap dengan yield Treasury AS masih bertahan di 153 basis poin. Sentimen juga terbebani oleh komentar Presiden ECB Mario Draghi, yang mengatakan jika bank sentral akan "menjalankan program pembelian obligasi secara penuh" dan akan mempertahankannya "selama diperlukan".

 

Sentimen Konsumen AS Merosot Tajam Pada Bulan Mei

Kepercayaan konsumen AS secara tak terduga mencatat penurunan tertajam dalam lebih dari 2-tahun pada bulan Mei, seiring meredupnya optimisme terhadap perekonomian. Hasil survey awal University of Michigan menunjukkan indeks sentimen konsume AS anjlok ke 88,6 pada bulan Mei dari 95,9 pada bulan April, penurunan terbesar sejak Desember 2012. Para ekonom sebelumnya memprediksi indeks akan naik tipis menjadi 96.0. Berita tentang perlambatan ekonomi terbesar di dunia pada kuartal pertama telah mengguncang outlook AS, sementara kenaikan harga bahan bakar yang terlihat sejak awal bulan Maret turut berkontribusi menggerus optimisme. "Yang pasti, penurunan kepercayaan konsumen ini tidak mengindikasikan sebuah penurunan baru pada konsumsi dan investasi perumahan. Sebaliknya, data menunjukkan keraguan sebagian konsumen bahwa pertumbuhan ekonomi masih akan bertahan dengan kecepatan yang sama dengan apa yang terlihat selama beberapa tahun terakhir," kata Richard Curtin, direktur survey konsumen Michigan.

 

Termotivasi AS, Bursa Asia Menguat

Mayoritas bursa saham Asia menguat pada hari Jumat, mengikuti penguatan bursa As pada hari Kamis, hingga indeks S&P 500 yang rally hingga mencetak rekor penutupan.
Indeks Nikkei rebound setelah kekhawatiran akan kenaikan suku bunga AS memudar. Indeks Hang Seng Hong Kong melesat jelang akhir perdagangan akibat adanya rumor akan dirilisnya koneksi perdagangan bursa Shenzhen dengan bursa Hong Kong, namun otoritas bursa Hong Kong melalui twitter-nya mengatakan tidak ada pengumuman akan dirilis hari Jumat. Indeks Kospi Korsel yang sempat menguat di awal perdagangan berbalik melemah 0,9% menjadi 261,33 setelah Bank of Korea mempertahankan suku bunga dua bulan beruntun

 

Penguatan Euro Membebani Bursa Eropa

Bursa saham Eropa tertekan penguatan Euro setelah rentetan data dan proyeksi ekonomi AS berhasil melemahkan Dollar terhadap mayoritas pasangan mata uangnya.
Muramnya proyeksi pertumbuhan AS oleh para ekonom yang disurvei Fed Philadelphia untuk kuartal kedua turut menjauhkan investor dari bursa saham, produksi industri AS di bulan April turun selama 5-bulan beruntun, dan sentimen konsumen secara tidak terduga merosot tajam untuk bulan ini. Tingginya nilai tukar Euro menjadikan produk ekspor Jerman menjadi lebih mahal di pasar internasional, dan DAX Jerman yang dipenuhi perusahaan eksportir memimpin penurunan saham-saham Eropa, turun 1%. Sementara itu sektor energi dan pertambangan menjadi beban terberat indeks FTSE.

 

Abaikan Data Buruk, S&P 500 Kembali Toreh Rekor Tinggi Penutupan

Wall Street ditutup mix pada sesi perdagangan hari Jumat, seiring data ekonomi yang mengecewakan menekan sentimen investor di tengah pelemahan dollar dan penurunan yield obligasi. S&P 500 menguat sebanyak 1.6 poin untuk mencetak rekor tinggi penutupan keuda kalinya pekan ini. Dow Jones juga ditutup menguat, berada kurang dari 20 poin di bawah rekor tingi penutupan. Nasdaq ditutup melemah tipis, masih berada dalam range 50 poin dari level tinggi penutupan. Bursa saham mencetak kenaikan untuk pekan ini, dipimpin oleh Nasdaq. Bursa saham sempat melemah, pasca data sentimen konsumen dari University of Michigan berada pada 88.6, level terendah dalam 7 bulan. Turut menambah data ekonomi yang mengecewakan, tingkat produksi industri turun sebanyak 0.3% di bulan April, penurunan beruntun selama 5 bulan seiring berkurangnya output sektor pertambangan dan utilitas. Sementara data indeks manufaktur Empire State berada pada level 3.09, dibandingkan ekspektasi untuk kenaikan menjadi 5, namun masih berada di atas hasil negatif pada bulan sebelumnya

 

Pelemahan Dollar Giring Emas Raih Reli Mingguan Terbesar

Emas menguat secara moderat, meraih gain terbesar sejak pertengahan Januari usai serangkaian data ekonomi AS yang terbaru membenamkan nilai tukar Dollar dan merontokkan ekspektasi kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat. Data yang dirilis hari Jumat menunjukkan sentimen konsumen AS turun lebih rendah dari ekspektasi ekonom di bulan ini, walau sebelumnya laporan pertumbuhan aktivitas manufaktur di New York State berakselerasi di bulan Mei setelah menurun selama 3 bulan sebelumnya. Laju pertumbuhan yang terlunta-lunta telah menarik pesona reli Dollar bulan lalu dan sebaliknya meningkatkan permintaan untuk emas sebagai alternatifnya. Suku bunga yang rendah juga menambahkan daya pikat emas yang tidak memberikan bunga, tidak seperti aset lain seperti obligasi.

 

Minyak Cetak Penguatan 9-Pekan Beruntun

Minyak mentah berakhir menguat tipis setelah performa yang lemah di awal perdagangan dan hampir tidak bereaksi pada laporan rig minyak yang jumlahnya kembali berkurang. Sebelumnya pasar minyak diperdagangkan turun seriring penguatan Dollar dan kembalinya kecemasan banjir persediaan. Namun harga minyak kemudian menguat tajam setelah Dollar terpukul serangkaian data ekonomi AS. Harga minyak mentah juga berhasil membukukan penguatan sembilan mingguan beruntun. Sementara itu, jumlah rig yang digunakan untuk pengeboran minyak turun sebanyak delapan rig menjadi 600 rig di pekan ini, setelah pada dua pekan sebelumnya turun masing-masing sebanyak 11 rig dan 24 rig. Dalam periode yang sama di tahun lalu, terdapat 1.531 rig yang dioperasikan. Pekan ini menjadi rekor penurunan 23 pekan beruntun.

 

Dollar Menguat Pada Awal Pekan

Dollar diperdagangkan lebih tinggi pada hari Senin, dimulai dengan penguatan setelah kejatuhannya pada pekan lalu terhadap sebagian besar mata uang dari negara industri lainnya.
Greenback pertahankan penguatannya meskipun indeks kepercayaan diantara pembangun rumah turun dua poin menjadi 54 di bulan Mei. Para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones Newswires perkirakan hasil bulan Mei di level 58. Serangkaian data ekonomi AS yang lemah, seperti penjualan retail yang mengecewakan dan turunnya indeks kepercayaan konsumen, telah mendorong dollar lebih rendah terhadap euro untuk lima pekan beruntun pada hari Jumat, dan ditambah pandangan bahwa reboundnya pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua belum terlihat.

 

Euro Tergelincir Karena Kecemasan Terhadap Yunani

Euro memperpanjang kerugiannya terhadap dollar pada hari Senin, anjlok ke level terendah baru seiring dibebani ketakutan atas prospek default Yunani, sementara itu dollar rebound dari level terendah empat bulan yang dicapai pekan lalu. Athena sedang berusaha untuk mencapai kesepakatan reformasi untuk uang tunai dengan para kreditur internasional pada waktunya untuk menghindari krisis uang tunai. Selama akhir pekan lalu, memo yang bocor dari International Monetery Fund menunjukkan bahwa "tidak ada kemungkinan" Yunani dapat memenuhi pembayaran pinjaman yang jatuh tempo pada tanggal 5 Juni tanpa adanya kesepakatan untuk membuka dana talangan yang luar biasa. Pekan lalu Yunani mendekati default pada pembayaran 750 juta euro kepada IMF, yang akhirnya membayar dengan mengambil dari dana cadangan darurat dari rekening induk kepada IMF.

 

Data Australia Negatif, Aussie Tergelincir

Dollar Australia tergelincir lebih rendah terhadap rekannya dari AS pada hari Senin, karena perilisan data penjualan kendaraan di Australia yang hasilnya pesimis, ditambah dengan greenback yang pulih dari penurunan tajam pada sesi sebelumnya di tengah serangkaian laporan ekonomi AS yang masih membebani. Dalam laporannya, biro statistik Australia mengatakan bahwa penjualan kendaraan motor baru turun 1.5% pada bulan lalu, setelah naik 0.5%.

 

Yunani Dapat Bayar Upah Dan Pensiun, Perlu Kesepakatan Pada Akhir Mei

Pemerintah Yunani akan membayar upah dan pensiun di sektor publik di bulan Mei namun tetap membutuhkan sebuah kesepakatan dengan para kreditur pada akhir bulan ini, kata juru bicara Yunani pada hari Senin, ditengah meningkatnya ketakutan bahwa negara tersebut di ambang kebangkrutan. Tanpa adanya bantuan atau akses ke pasar hutang, Athena semakin dekat untuk kehabisan uang, mereka telah mengosongkan jumlah uang cadangan Dana Moneter untuk pembayaran hutang kepada IMF pada pekan lalu. Investor membuang saham dan obligasi Yunani pada hari Senin atas ketakutan bahwa Athena bisa tidak membayar pada bulan depan. Saat ditanya mengenai pembayaran IMF yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Juni, juru bicara Gabriel Sakellaridis menegaskan kembali posisi pemerintahanya bahwa mereka bertujuan untuk memenuhi semua kewajiban. Ketika ditanya apakah pemerintahnya akan membayar upah dan pensiun pada bulan ini, dia menjawab "ya."

 

Bursa Asia Berakhir Variatif Merespon Data Jepang & China

Bursa saham Asia berakhir variatif pada hari Senin, indeks Nikkei Jepang naik 0,8% menjadi 19890,27 mendekati level tertinggi 3 pekan, tertopang oleh penguatan saham sektor asuransi setelah Dai-ichi Life mengumumkan akan menaikkan deviden. Sementara itu Cabinet Office melaporkan pesanan mesin inti Jepang naik 2,9% di bulan April, lebih tinggi dari estimasi 1,7%. Indeks Kospi Korsel (KS200) ditutup menguat 0,24% menjadi 261.97, setelah sepanjang perdagangan bergerak pada zona netral, raksasa ritel Shinsegae memperpanjang rally pekan kemarin dan melesat 5,1% di perdagangan hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah sekitar 0,8%. setelah data menunjukkan harga rumah di China kembali turun di bulan April, dan terjadi di 48 dari 70 kota.

 

Euro Dan Yunani Angkat Bursa Eropa

Optimisme Yunani dan pelemahan Euro menjadi faktor fundamental penguatan bursa Eropa di awal Pekan. Reuters melaporkan Uni Eropa (UE) menganggap kini
Yunani "lebih konstruktif" dalam diskusi walau kreditur internasional Yunani tersebut membantah berita yang menuliskan Komisi UE mempertimbangkan untuk berkompromi dalam kesepatakan Yunani. Laporan ini cukup melegakan investor saham Eropa walau Financial Times dan media Yunani, Kathimerini, mengungkap Yunani hampir bangkrut demi membayarkan kewajiban 750 juta Euro pada IMF pada pekan lalu. Indeks DAX paling banyak mendulang keuntungan daripada indeks-indeks utama lain di Eropa. Euro terkoreksi di tengah rebound Dollar dan hal ini menjadi dorongan untuk saham-saham eksportir yang mendominasi DAX. Sementara indeks FTSE terombang-ambing antara kenaikan sektor pertambangan dan penurunan saham farmasi Hikma.

 

Abaikan Kenaikan Yield; Dow, S&P Ditutup di Rekor Tinggi

Wall Street ditutup menguat pada hari Senin, dengan Dow Jones dan S&P 500 ditutup pada rekor tinggi baru, terbantu oleh rally pada saham Apple dan data ekonomi yang buruk menandakan bahwa Federal Reserve mungkin akan menunggu untuk menaikkan tingkat suku bunga. Investor mengabaikan kecemasan mengenai utang Yunani dan kenaikan pada yield obligasi. Indeks bursa saham utama memperpanjang rally pada sesi tengah hari pasca berfluktuasi di dekat flatline. Dow Jones ditutup di atas level penutupan sebelumnya dan mencetak level tinggi 18,288.63, sementara S&P 500 menembus rekor tinggi pada hari Jumat dan menyentuh level tinggi pada 2,125.92. Nasdaq bergerak mendekati rekor tinggi, terdorong oleh performa iShares Nasdaq Biotechnology ETF (IBB) yang naik sekitar 1%.