Berita Fundamental Harian

Wall Street Reli di Tengah Aktivitas Akuisisi Perusahaan

Bursa saham AS menguat di tengah aktivitas kesepakatan perusahaan setelah indeks Standard & Poor 500 merosot ke level terendah dalam hampir dua bulan pada hari Jumat. Saham Macerich Co. naik sebesar 6.8% setelah adanya tawaran pembelian yang termasuk hutangnya dari Simon Property Group Inc. senilai $22.4 milyar. Saham RTI International Metals Inc. melonjak sebesar 40% setelah Alcoa Sepakat untuk mengakuisisi mereka untuk senilai $1.26 milyar. Indeks S&P 500 menguat sebesar 0.4% menjadi 2,079.43 di New York, di tengah pasar ekuitas memasuki tahun ketujuh untuk reli bullish. Indeks Dow Jones Industrial Average mengungguli indeks lainnya dengan menguat 138.94 poin, atau 0.8%, menjadi 17,995.72. Indeks Nasdaq Composite akhiri sesi dengan naik 15.07 poin, atau
0.3%, di 4,942.44.

 

Emas Tertahan di Dekat Level Terendah 3-Bulan

Emas tertahan di dekat level terendah 3-bulan pada hari Senin seiring indeks Dollar menyentuh level tertinggi 11-tahun menyusul rilis Non Farm Payrolls AS yang
solid, yang telah mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunga. Suku bunga lebih tinggi bisa melukai permintaan untuk aset non-bunga seperti emas, sementara apresiasi Dollar AS juga akan menggerus daya tarik emas sebagai safe haven. Di tengah tanda memudarnya minat investor,
kepemilikan di SPDR Gold Trust anjlok ke level terendah dalam lebih dari sebulan pada hari Jumat. Sedangkan untuk 5 pekan berturut-turut spekulan memangkas posisi long di bursa emas berjangka COMEX. Bagaimanapun, meningkatnya permintaan fisik masih mungkin membatasi penurunan harga emas lebih lanjut.

 

Laporan Genscape Menopang Harga Minyak

Harga minyak mentah beranjak lebih tinggi pada hari Senin setelah sebuah laporan menunjukkan pertumbuhan persediaan yang lebih kecil dari perkiraan di pusat
penyimpanan utama Cushing AS. Laporan penyedia informasi energi Genscape mengindikasikan kenaikan persediaan sebanyak 157.000 barrel di Cushing pada pekan lalu, dibandingkan kenaikan 536.000 barrel yang dilaporkan Energy Information Administration selama pekan yang berakhir 27 Februari. Sentimen pasar
minyak juga terbantu oleh data perdagangan China yang dirilis akhir pekan lalu, dimana impor minyak mentah dilaporkan naik pada kecepatan tahunan 11% menjadi 25,55 juta ton di bulan Februari.

 

Euro Tembus di Bawah $1.06 Untuk Kali Pertama Sejak Tahun 2003

Mata uang Euro anjlok lagimendekati level paritas terhadap Dollar, merosot lebih dari 1 persen untuk diperdagangkan dibawah $1.06untuk kali pertama dalam 12 tahun terakhir sehingga menambah kejatuhan 13 persen sepanjang tahun ini dan berpotensi membukukan pelemahan triwulanan terburuknya akibat program pembelian obligasi senilai 1.1 trilyun Euro mulai berimbas negatif. Sekitar 1/3 dari total kejatuhan Euro sepanjang tahun ini terjadi sejak Jumat pekan lalu, ketika data tenaga kerja AS dilaporkan naik lampaui estimasi sehingga memicu spekulasi bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan dipercepat di pertengahan tahun ini. Sebaliknya Bank sentral Eropa justru baru memulai program pembelian obligasi dan membanjiri pasar keuangan dengan likuiditas untuk mendongkrak pertumbuhan dan inflasi di zona Euro, di saat bersamaan menyeret yield surat utang berbagai negara member ke level rekor terendah sehignga para investor mengalihkan modal ke luar dari Euro

 

Data Output Industri Inggris Membebani Kinerja Poundsterling

Poundsterling anjlok terhadap Dollar yang melambung di hari Rabu setelah data produksi industri yang dirilis mengecewakan sehingga meredam optimisme data ekonomi Inggris yang positif akhir-akhir ini. Laju industrial output melemah -0.1%, lebih rendah dibanding perkiraan, sementara output manufaktur juga merosot -0.5% selama bulan Januari, secara keseluruhan data ini menimbulkan pesimisme pada momentum ekonomi Inggris yang sempat sempat bagus sejak awal tahun. Pairing GBPUSD juga berada dalam tekanan menjelang pemilu Inggris pada 7 Mei nanti. Hasil polling sementara menunjukkan probabilitas kemenangan partai Konservatif yang berkuasa dengan oposisi partai Buruh masih cukup imbang, sehingga membuka peluang kebuntuan parlemen dan memicu periode ketidakpastian yang berkepanjangan.

 

Aussie Anjlok ke Level Terendah 6 Tahun

Dollar Australia (aussie) turun ke level terendah enam tahun terhadap dollar AS pada hari Rabu setelah rilis data sentimen konsumen dan kredit rumah yang mengecewakan. Westpac Banking Corp. Melaporkan sentimen konsumen turun 1,2% di bulan ini, setelah naik 8,0% di bulan Februari. Data terpisah yang dirilis Biro Statistik Australia menunjukkan pinjaman rumah turun 3,5% di bulan Januari, dari bulan sebelumnya yang naik 2,7%, dan lebih rendah dari ekspektasi penurunan sebesar 2,0%.

 

Produksi Industri Inggris Turun di Bulan Januari

Data dari Office for National Statistic menunjukkan produksi industri Inggris secara tak terduga turun di bulan Januari. Produksi industri turun 0,1%, dibandingkan
dengan perkiraan kenaikan 0,2% dari ekonom yang disurvei Reuters. ONS juga melaporkan produksi manufaktur turun 0,5% di bulan Januari dari bulan sebelumnya. Penurunan terbesar dilaporkan terjadi di sektor komputer, elektronik, dan optik yang mencatat penurunan terbesar sejak awal 2002, sebesar 9,5%.

 

Terkecuali Nikkei, Bursa Asia Terseret Sentimen Negatif Wall St

Bursa saham Asia selain Jepang melemah secara luas pada hari Rabu seiring sejumlah data China yang berada di bawah ekspektasi, mengindikasikan berlanjutnya perlambatan pada negara perekonomian terbesar kedua dunia tersebut. Pelemahan Wall Street semalam, yang dipicu oleh kecemasan terhadap kenaikan suku bunga AS, juga turut menekan sentimen bursa saham. Indeks Nikkei 225 Jepang berhasil bangkit naik, mendapat dorongan dari data pesanan mesin yang lebih baik dari ekspektasi. Saham eksportir masih mix meski dollar-yen naik sebanyak 0.2% menuju level sekitar 121.20, menunjukkan korelasi negatif antara mata uang dan harga saham telah hilang. Di Hong Kong, indeks Hang Seng turun sebanyak 0.6% menuju level rendah 7-pekan di kisaran level 23,759. Sementara itu indeks Kospi Korea Selatan ditutup turun untuk sesi ketiga beruntun di level rendah 2 pekan menjelang pertemuan kebijakan bulanan Bank of Korea .

 

Depresiasi Euro Menguntungkan Eksportir, Bursa Saham Eropa Rally

Bursa-bursa utama Eropa mampu bangkit dari kerugian sesi sebelumnya untuk ditutup lebih tinggi pada hari Rabu, seiring depresiasi Euro mendorong saham-saham eksportir. Euro anjlok di bawah $1.06 untuk pertama kalinya dalam 12 tahun setelah European Central Bank memulai program pembelian obligasi €1,1 trilyun ($1,2 trilyun) pada pekan ini, dengan Federal Reserve AS terlihat kian mendekati kenaikan suku bunga. Ketidakpastian seputar masalah hutang Yunani juga turut membebani Euro. Indeks DAX Jerman, dimana banyak terdaftar perusahaan eksportir, melonjak 2.65% dibuntuti oleh CAC40 Perancis yang mengumpulkan 2,35%. Sedangkan di Inggris, yang lebih banyak menggunakan Sterling dibandingkan Euro, hanya mencatat kenaikan tipis sekitar 0,25%.

 

Pelemahan Sektor Teknologi Kembali Memerahkan Wall St

Bursa saham AS tergelincir, setelah aksi jual besar-besaran ekuitas dalam lebih dari dua bulan di tengah melonjaknya dollar, karena melemahnya saham perusahaan konsumen dan teknologi yang diimbangi oleh reboundnya saham perbankan. Indeks Standard & Poor 500 tergelincir sebesar 0.2%, atau 3.92 poin menjadi 2,040.24 di New York, indeks tergelincir di bawah harga rata-rata dari 100 hari terakhir. Sementara itu indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 27.55 poin, atau 0.2% menjadi 17,635.39. Seperti yang dilansir oleh Bloomberg, Terry Sandven, analis di U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis mengatakan dalam wawancara via telepon bahwa suasana di pasar saat ini telah bergeser kedalam lingkungan menunggu dan melihat karena investor menunggu petunjuk yang lebih jelas dari earnings dan kemungkinan dari tindakan Fed.

 

Dibayangi Ekspektasi Suku Bunga AS, Emas Merosot 8 Hari Beruntun

Emas ditutup pada level terendah sejak November pada hari Rabu, sekaligus membukukan penurunan harian ke-8 berturut-turut seiring apresiasi Dollar AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS meredam daya tarik logam mulia. Data Non Farm Payrolls AS hari Jumat lalu telah memperkuat harapan bahwa Federal Reserve akan mulai menaikkan suku bunga pada bulan Juni, yang bisa memukul permintaan untuk aset non-bunga seperti emas dan sebaliknya memacu Greenback. Rebound kuat saham-saham Eropa juga turut menghadirkan tekanan terhadap harga emas.

 

Minyak Mencatat Harga Penutupan Terendah Sejak Februari

Kendati mampu rebound dari level terendah 5-pekan, minyak mentah tetap mencatat harga penutupan terendah sejak Februari pada hari Rabu menyusul rilis data persediaan di AS yang menunjukkan rekor tertinggi baru. Apresiasi Dollar AS lebih lanjut juga turut membebani 'emas hitam'. Energy Information Administration melaporkan stok minyak mentah AS meningkat 4,5 juta barrel pekan lalu, yang meredam harapan sejumlah trader pasca data lembaga industri hari Selasa menunjukkan sedikit penurunan. Kenaikan sepanjang 9 pekan beruntun telah membawa persediaan minyak AS mendekati angka 490 juta barrel. Kenaikan itu termasuk pertumbuhan 2,3 juta barrel pasokan minyak mentah di titik pengiriman Cushing, Oklahoma, seperti yang dilansir penyedia data pasar Genscape
baru-baru ini.

 

Reli Dollar Terhenti, Euro Rebound Dari Titik Rendah 12-Tahun

Mata uang Euro berhasil rebound terhadap Dollar di hari Kamis, setelah data penjualan ritel AS selama bulan Februari secara mengejutkan melemah dibawah estimasi, sehingga mata uang Euro pulih dari titik rendah 12 tahun. Sejak awal tahun ini nilai tukar Euro telah merosot 12 persen, mendekati level paritas terhadap Dollar seiring kebijakan moneter di Eropa dan global cenderung dilonggarkan. Arah moneter ini sangat kontras dengan pertumbuhan ekonomi AS yang menguat serta ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve yang dinaikkan tahun ini, sehingga memicu arus modal menuju Dollar yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.

 

Data Tenaga Kerja Mendongkrak Kinerja Aussie

Dollar Australia, aussie, menguat terhadap dollar AS pada hari Kamis, naik dari level terendah enam pekan setelah rilis data tenaga kerja Australia yang lebih baik
dari ekspektasi. Biro Statistik Australia melaporkan jumlah pekerja di Australia bertambah 15.600 di bulan Februari, di atas estimasi sebesar 15.300. Sementara penurunan jumlah pekerja di bulan Januari direvisi lebih besar menjadi 14.600 dari rilis sebelumnya 12.200. Laporan tersebut juga menunjukkan tingkat pengangguran turun menjadi 6,3% dari bulan Januari 6,4%, dan lebih baik dari ekspektasi tidak berubah oleh para ekonom.

 

Penjualan Ritel AS Turun di Bulan Februari

Penjualan ritel AS secara tak terduga turun tiga bulan beruntun di bulan Februari akibat musim dingin yang buruk membuat konsumen enggan untuk melakukan
pembelian baik di showroom automotif, maupun di mall, yang berpotensi melukai prospek pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama. Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel AS turun 0,6% setelah merosot 0,8% di bulan Januari. Penurunan penjualan terjadi hampir diseluruh sektor yang mengindikasikan
cuaca dingin yang menyelimuti AS di bulan Februari menjadi faktor penurunan tersebut. Untuk pertama kalinya sejak tahun 2012 AS mencatat penurunan penjualan ritel dalam tiga bulan beruntun, ekonom yang disurvei Reuters sebelumnya memperkirakan penjualan ritel akan naik 0,3%.

 

Pelonggaran Moneter Bank Sentral Menguntungkan Saham Asia

Bank of Korea mengejutkan pasar dengan memilih sikap dovish, memutuskan untuk menurunkan suku bunga ke level terendahnya, membantu bursa saham Asia naik pada hari Kamis (12/03). Nikkei Futures ditutup 1,97% lebih tinggi pada level 18.915 untuk sesi pagi seiring penguatan Dolar menembus level 100 terhadap mata uang utama melemahkan nilai tukar Yen. Hang Seng Futures naik 0,44% diperdagangkan di kisaran 23.750, terangkat peningkatan spekulasi pelonggaran kebijakan moneter serta adanya stimulus moneter baru untuk mengurangi beban utang pemerintah daerah. Kospi Futures ditutup 0,1% lebih tinggi pada 252,75 setelah bank sentral Korea Selatan memangkas suku bunga acuannya untuk pertama kalinya dalam lima bulan sebesar 25 basis poin menjadi 1,75%.

 

Eropa Ditutup Mixed Seiring Investor Mempertimbangkan Implikasi QE

Saham-saham Eropa ditutup mixed pada hari Kamis seiring investor mencerna implikasi dari program QE yang baru dimulai ECB, serta merespon berita earnings dan perbankan. Data hari Kamis juga kian mempertegas resiko ancaman deflasi di zona Euro, menyusul kembali merosotnya harga konsumen tahunan Perancis pada bulan Februari.Sementara harga konsumen Jerman bulan Februari juga hanya menunjukkan pertumbuhan tahunan 0,1%. DAX Jerman dan CAC40 Perancis ditutup melemah tipis, dengan masing-masing kehilangan 0,05% dan 0,2%. Di Inggris, FTSE100 ditutup naik 0,6% menyusul rally saham peritel online Asos dan bank TSB. Saham ASOS melonjak 13% pasca melaporkan kenaikan 19% dalam penjualan ritel periode Desember-Februari. Sedangkan saham TSB melonjak 23% seiring masuknya penawaran awal dari bank Spanyol, Sabadell.

 

Wall Street Reli Tajam, Berbalik Positif Untuk Tahun Ini

Bursa saham AS melonjak, setelah pasar ekuitas mengalami aksi jual dua hari terbesar dalam enam pekan, sering menguatnya saham sektor perbankan dan penurunan tak terduga pada penjualan retail yang meningkatkan kemungkinan untuk dipertahankannya suku bunga rendah. Saham Morgan Stanley, American Express Co. dan Citigroup Inc menguat setidaknya 2.7% seiring mereka umumkan pembayaran dividen dan berikan rincian pada pembelian kembali saham setelah
dapat persetujuan dari Federal Reserve setelah stress tests.

Saham Intel Corp tergelincir setelah mereka pangkas outlook pendapatan kuartal pertama. Setelah kenaikan yang solid, indeks S&P 500 dan Dow industrial berbalik menjadi positif kembali pada tahun ini. Indeks S&P 500 ditutup naik 25.96 pooin, atau 1.3% di 2,066.20. Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 259.83 poin, atau 1.5%, menjadi 17,895.22. Sementara itu indeks Nasdaq Composite akhiri sesi dengan reli 43.35 poin, atau 0.9%, menjadi 4,893.29.

 

Emas Gagal Memanfaatkan Pelemahan Greenback

Emas gagal memanfaatkan pelemahan Dollar AS dan kembali ditutup negatif untuk sesi ke-9 berturut-turut pada hari Kamis, seiring ekspektasi kenaikan suku
bunga AS yang lebih awal terus menjaga harga di bawah tekanan. Rally saham AS juga berkontribusi terhadap penurunan emas hari Kamis, setelah sempat menyentuh level tertinggi sesi di sekitar $1.166/oz. Emas anjlok ke level terendah sejak 1 Desember pada hari Rabu lalu, terutama dipicu oleh lonjakan Greenback ke level puncak 12-tahun versus Euro seiring ECB memulai program stimulus senilai €1 trilyun dan pasca rilis Non Farm Payrolls AS yang solid pada pekan lalu.

 

Dibayangi Kenaikan Pasokan, Minyak Ditutup Turun 2,5%

Minyak mentah tergelincir di bawah $47 per barrel dan mencatat harga penutupan terendah sejak akhir Januari pada hari Kamis, tertekan oleh kenaikan 9 minggu beruntun dalam stok minyak AS. Tekanan bearish kian diperkuat oleh pertumbuhan pasokan di titik pengiriman minyak AS, menyusul pengoperasian kembali terminal impor minyak Houston Shipping Channel dan potensi akan segera tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri aksi mogok pekerja kilang di AS. Sebelumnya harga minyak sempat bergerak positif pasca data penjualan ritel AS bulan Februari yang lemah menghentikan rally Greenback.